Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Medan menunjukkan komitmennya dalam membangun strategi pengembangan kader dan manajemen organisasi yang berkelanjutan melalui kegiatan Pasca Kaderisasi Lanjut (PKL) yang dilaksanakan pada 25–29 Juni 2025. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang konsolidasi ideologis dan intelektual, tetapi juga momentum penting dalam memperkuat sistem kaderisasi berbasis nilai dan aksi nyata. Selama lima hari pelaksanaan, PKL dirancang sebagai bagian dari strategi pengembangan kader tingkat madya, dengan pendekatan integratif yang meliputi penguatan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah, pendalaman nilai-nilai dasar PMII (Hablumminannas), analisis sosial-politik, hingga kepemimpinan transformatif. Strategi ini bertujuan menciptakan kader-kader yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral dan sosial.
Pengembangan kader adalah kunci utama dalam menjaga eksistensi dan arah gerak organisasi. Dalam PMII, kaderisasi bukan sekadar perekrutan anggota, melainkan proses pembentukan pribadi yang berilmu, berakhlak, dan berkomitmen terhadap nilai-nilai pergerakan.
Melalui jenjang MAPABA, PKD, PKL, hingga PKN, kader dibina secara bertahap untuk memahami ideologi, meningkatkan kapasitas kepemimpinan, dan mampu menjawab tantangan zaman. Selain itu, pengembangan kader juga diperkuat dengan kegiatan non-formal seperti mentoring, diskusi, dan pengabdian masyarakat.
Organisasi harus menciptakan sistem kaderisasi yang terstruktur, adaptif, dan kontekstual agar setiap kader tumbuh menjadi motor penggerak perubahan. Kader bukan hanya bagian dari proses, tapi juga agen transformasi sosial yang visioner dan bertanggung jawab.
Ketua PC PMII Kota Medan, Dedi Arisandi Ritonga, menyampaikan bahwa kegiatan PKL menjadi bagian dari desain kaderisasi yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif, tetapi juga pembentukan karakter dan kepekaan sosial.
“PKL bukan sekadar ruang diskusi dan transfer teori, tapi merupakan bentuk nyata pengembangan kader yang utuh, yang Progresif, bergerak, dan mengabdi untuk umat dan bangsa,” tegas Dedi.
Kehadiran Melisa Putri Intan Sari, Pengurus Besar PMII Bidang Kaderisasi, memperkuat dimensi manajerial dan supervisi organisasi dalam proses kaderisasi. Ia mengapresiasi pola manajemen kaderisasi yang dijalankan PC PMII Medan yang dinilai adaptif dan membumi.
“Ini adalah bukti bahwa strategi kaderisasi yang berbasis nilai dan aksi sosial mampu memperkuat relevansi PMII di tengah masyarakat. Inilah bentuk manajemen kaderisasi yang progresif,” ujarnya melisa”
Melalui kegiatan ini, PC PMII Kota Medan membuktikan bahwa strategi pengembangan kader dan manajemen organisasi tidak harus selalu elitis, tetapi bisa dimulai dari akar rumput dengan semangat keberpihakan pada masyarakat. Ke depan, pola seperti ini diharapkan menjadi standar baru dalam membangun gerakan kaderisasi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdampak nyata.